Al-Quran dan As-Sunnah

Diposting oleh PMTPL | 13.45 | 0 komentar »

Bismillah,

Imam Al-Bukhori dalam Kitab Beliau menuliskan Bab " Berilmu didahulukan daripada perkataan dan perbuatan"
Saran saya untuk anda-anda sekalian sebagai saudara sesama muslim supaya masalah ini tidak berlarut-larut, Perdalami dahulu Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman para shohabat dan para ulama terdahulu seperti Imam Abu Hanifah, Malik bin Anas, Asy-Syafi'i, Ahmad bin Hambal, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Majah, At-Tirmidzi, Ibnu Katsir, Al-Quthubi, Ath-Thobari dll. Kitab-kitab mereka bertebaran di muka bumi ini bahkan sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia beserta penjabarannya untuk memudahkan bagi kita mendalami agama ini. Dan juga kita tidak fanatic terhadap golongan tertentu. Karena ALLOH melarang kita untuk berpecah belah " Berpeganglah kepada tali agama ALLOH (Al-Qur'an dan Al-Hadits), dan janganlah kalian bercerai berai " (QS.Ali Imron 103), " Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang musryik, yang mana mereka memecah belah agamanya menjadi golongan-golongan. Tiap-tiap golongan membanggakan apa yang ada pada golongan mereka " (QS.Al Mu'min 31-32) .
Terlebih gaji kita pun saya rasa berlebih untuk membeli kitab-kitab tersebut. Mengapa kita harus sayang mengeluarkan uang untuk menambah pengetahuan kita tentang agama ini, sementara kita tidak saying mengeluarkan uang untuk membeli mobil, rumah, sepeda motor dll. Sementara barang-barang itu semua tidak kita bawa ke akhirat nanti.
Jikalau ada perbedaan faham di antara kita, maka kembalikanlah kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. ALLOH azza wa jalla berfirman : " Hai orang-orang yang beriman taatilah ALLOH, Rosul dan Ulil Amri diantara kalian. Apabila kalian berselisih, maka kembalikanlah kepada ALLOH dan Rosul-Nya jika kalian beriman kepada ALLOH dan hari akhir" (QS.AN-Nisa' 59). Jadi tidak kita biarkan berlarut-larut. Dalam perbedaan faham, tentu kita harus merojihkan (menguatkan) salah satu pendapat untuk kita jadikan acuan dalam beramal, tentu berlandaskan cara-cara yang ilmiah yaitu mengacu kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah bukan kepada pendapat golongan, hawa nafsu, atau pendapat syaikh kita.
Tapi yang pasti, kita tidak hanya bicara menggebu-gebu mengenai agama ini sementara dalam aktual pelaksanaan "Jauh panggang dari api". Kita justru terkadang meninggalkan, meremehkan dan menjauhi perintah-perintah ALLOH dan Rosul-Nya.
Kita bicara realitas saja. Masjid-masjid kita hanya penuh hari jum'at atau bulan romadhon saja, sementara kita justru sibuk saling berkonfrontasi.
Sebagai penutup mari kita renungkan firman ALLOH azza wa jalla " Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan. Amat besar kebencian ALLOH, kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan" (QS.Ash-Shoffat). Lebih baik dari sekarang kita instropeksi diri kita dan kita perbaiki keadaan keluarga kita dulu sebelum kita melangkah lebih jauh ke depan. Masih banyak mungkin amalan wajib yang kita tinggalkan, hal yang harom kita langgar, istri/anak perempuan kita belum pake jilbab dll.
"Yang benar datangnya dari ALLOH dan yang salah datangnya dari Saya dan dari Syaithon"
Wallohu A'lam.

by Jarot

0 komentar